Awalnya, matamu dan
senyummu tak berarti apa-apa bagiku. Sapa lembutmu, tutur katamu, bukan menjadi
alasan senyumku setiap harinya. Semua mengalir begitu saja, kita tertawa
bersama, kita menghabiskan waktu bersama, tanpa tahu bahwa cinta diam-diam
menyergap dan menyeringai santai dibalik punggungmu dan punggungku. Kita saling
bercanda, menertawakan diri sendiri, tanpa tahu bahwa rasa itu menelusup tanpa
ragu dan mulai mengisi labirin-labirin hatimu dan hatiku.
Tatapan matamu, mulai
menjadi hal yang tak biasa dimataku. Caramu mengungkapkan pendapat, tak lagi
menjadi hal yang kuhadapi dengan begitu santai. Renyah suara tawamu
menghipnotis bibirku untuk melengkungkan senyum manis, menyambut lekuk bibirmu
yang tersenyum saat menatapku. Aku tahu semua berubah menjadi begitu indah,
sejak pembicaraan yang sederhana menjadi pembicaraan spesial yang begitu
menyenangkan bagiku. Aku bertanya ragu, inikah kamu yang mampu membuatku
melamun sepanjang waktu?
Tanpa kusadari, namamu
sering kuselipkan dalam baris-baris doa. Diam-diam aku senang menulis
tentangmu, tersenyum tanpa sebab sambil terus menjentikkan jemariku. Tanpa
kesengajaan, kamu hadir dalam mimpiku, memelukku dengan erat dan hangat,
sesuatu yang belum tentu kutemukan dalam dunia nyata saat aku terbangun nanti.
Hari-hariku kini terisi oleh hadirmu, laju otakku kini tak mau berhenti
memikirkanmu, aliran darahku menggelembungkan namamu dalam setiap tetes
hemoglobinnya. Berlebihan kah? Bukankah mahluk Tuhan selalu bertingkah
berlebihan ketika sedang jatuh cinta?
Saat menatap matamu, ada
kata-kata yang sulit keluar dari bibirku. Saat mendengar sapa manjamu, tercipta
rasa yang begitu lemah untuk kutunjukkan walaupun aku sedang berada bersamamu.
Aku lumpuh dan bisu, saat menatap matamu apalagi mendengar suaramu. Aku
membiarkan diriku jatuh dalam rindu yang mengekang dan membuatku sekarat. Aku
membiarkan diriku tersiksa oleh angan yang kau ciptakan dalam magisnya
kehadiranmu. Astaga Tuhan, ciptaanMu yang satu ini membuatku pusing tujuh
keliling!
Berani-beraninya kamu
mengganggu pola makan dan jam tidur malamku. Setiap malam, ketika dingin
menyergap tubuhku, aku malah membayangkanmu, bagaimana jika kamu memelukku?
Bagaimana jika ini? Bagimana jika itu? Ah, selain indah ternyata kamu juga
pandai menganggu pikiran seseorang, sehingga otakku hanya berisi kamu, kamu,
dan kamu dalam berbagai bentuk!!
Sepertinya aku mencintaimu
…
Pada setiap percakapan
kecil yang berubah menjadi perhatian sederhana yang kamu perlihatkan padaku.
Sepertinya aku mencintaimu
…
Dengan kebisuan yang kamu
sampaikan padaku. Kita hanya berbicara lewat tatapan mata, kita hanya saling
mengungkapkan lewat sentuhan-sentuhan kecil.
Sepertinya aku mencintaimu
…
Karena aku sering
merindukanmu, karena aku bahkan tak tahu mengapa aku bisa begitu menggilaimu
Sepertinya aku mencintaimu
…



0 ocehan:
Posting Komentar